Pages

Sunday, August 15, 2010

My Life Path (Chapter 5)

Chapter 5? Update again at the same week?! Wow that's so amazing!
Hahaha, anggap aja ini sebagai bonus untuk kalian~
Ah, bukan! Pembayaran hutang keterlambatan chapter sebelumnya, hehehe...

(Xander's POV)
Eli... Dia menerima tawaran itu dan langsung mengisi formulir. Barulah setelah itu kami hendak pulang dan...

"Tunggu!" Hh... Siapa kali ini?!
"Xander-sshi... Kenapa lu nolak tawaran itu?" ternyata Eli.
"Kita pulang ke apartemenku, nanti kujelaskan. Arasseo?"

Dan kami hendak pulang (lagi). Sebentar. Kali ini... Apa ada lagi? Oke, gw tunggu... Ah, ternyata nggak ada. Sip. Kami beneran akan pulang...

"Tunggu..." lagi! Ada lagi yang menghalangi. Tapi kali ini gw memasang tampang seramah mungkin.
"Gimana kalo... Kita makan siang bersama?" yes! Tentu aja karena itu Sica ^^ dan sekarang gw beruntung karena nggak pulang duluan. Karena mungkin kalo pulang duluan nggak bakal ada kesempatan buat makan siang bareng Sica :p

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Xander-sshi..." panggil Eli.
"Mwo?"
"Nanti aja lu ceritanya di restoran aja yah :D"
"Emang lu diajak? Bukannya cuma gw dan Sica?" canda gw.
"Sebenernya sih cuma gw dan Sica noona, tapi karena gw baik makanya lu gw ajak." Eli ngibul.
"Dasar lu. Udahlah, nanti aja lu dateng ke apartemen gw. Kalo ternyata nggak dateng ya udah nggak usah gw ceritain. Nggak perlu repot 'kan gw?"
"Ah, Xander-sshi... Lu curang banget sih jadi orang! Jadi monyet aja sekalian, yang licik!" protes Eli.
"Baguslah kalo gw jadi orang daripada gw jadi monyet berarti lu dicurangin sama monyet dong? Memalukan banget." jawab gw dengan santai.

Selesai makan siang bareng dengan Sica, Eli langsung ke apartemen gw tanpa pulang ke rumahnya dulu. Huh, menyebalkan. Padahal gw mau tidur siang... >=(

"Xander-sshi, tepati janji lu!"
"Iye, iye... Bawel amat sih!"
"Trus kenapa... Nggak mau terima kesempatan itu? Padahal kan kalo kerja disana bisa ada kesempatan photoshoot dengan Sica noona. Sutradara ahjussi biasanya mengadakan audisi lho, sedangkan kita tanpa audisi langsung dia yang menawarkan. Lu malah nolak! Balik sana, minta maaf dan bilang kalo lu bakal kerja disitu!" omel Eli panjang lebar.
"Gw nggak mau!"
"Wae? Waeyo, Xander-sshi?! WAE???"
"Lu pikir pekerjaan itu maen-maen doang?! Asal terima aja. Yang penting bisa bersama Sica, begitu?! Dasar anak kecil, pemikiran lu rendah banget sih! Apa itu bener-bener kemauan lu untuk kerja disana?! BUKAN! Lu disana cuma buat ketemu orang yang lu suka, lu nggak fokus ke pekerjaan lu!" balas gw jengkel.
"Karena gw beneran sayang Sica noona!"
"Hhh, Eli-sshi... Lu harus mengutamakan impian lu juga. Apa menjadi model itu sungguhan impian lu? Impian lu adalah untuk terus membuntuti dia? Kemanapun dia pergi dan apapun yang dia jalankan lu mau sama dengannya?"
"Ne!" sepertinya Eli memang yakin.
"Lu pikir... Cara itu nggak akan mengganggu kehidupan pribadinya?"
".... Itu...."
"Kembali, tolak pekerjaan itu..."
"Lu nggak punya hak buat membatalkan keputusan gw."

Eli bener-bener marah. Padahal gw udah mencoba untuk bersabar. Dia langsung membanting pintu kamar gw dan pergi. Kayaknya dia balik ke rumahnya. Nggak mungkin dia pergi untuk menolak menjadi model...

Eli-sshi, sebenarnya ada 1 hal lagi yang belum gw kasih tau kenapa gw nggak mau jadi model. Ada 1 sebab yang berhubungan dengan masa lalu gw, dan itu karena pekerjaan di bidang model juga...

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Author's POV)
Seminggu telah berlalu dan hubungan antara Eli dan Xander menjadi semakin jauh, mereka juga sudah lost contact. Dan pada suatu hari setelah Eli menyelesaikan pekerjaan pertamanya...

"Apa sih mau lu, ALEXANDER LEE EUSEBIO?! Jangan pikir gw bakal menolak ini, ya! Kan terserah gw mau kerja apa! Bukan urusan lu, kok!!" Eli rupanya masih marah sambil mondar-mandir di kamarnya.

Dan saat Eli sedang marah-marah begitu, ada seseorang yang mengetuk kamar Eli.

"Nuguseyo?"
"Gw Xander..." jawab orang itu.
"Hhh, buat apa lu dateng kesini segala, HAH?! Gw nggak butuh ocehan lu! Gw nggak mau mengundurkan diri dari pekerjaan itu! Ara!" Eli langsung emosi lagi.
"Mwo?"
"Ara! Pergi sana!"
"Gw... Gw mau ngomong sesuatu..."
"Gw nggak perlu penjelasan lu! ARAA!!!!" bentak Eli keras pada Xander.
"Ini... Gw mau kasih tau lu 1 alasan lagi kenapa gw nggak mau jadi model walaupun ada Sica..."

Kali ini Eli terdiam. Dia membuka pintu kamarnya yang terkunci perlahan-lahan, dan Xander pun masuk.
"Langsung bilang aja. Gw nggak perlu basa-basi lu." kata Eli dengan ketus.
"Itu... Mengenai Sica..."
"Jangan bilang lu kesini buat memisahkan gw dan Sica noona lagi seperti waktu itu."
"Nggak kok. Umm, sebenernya mantan gw juga bekerja sebagai model di SM itu. Dan... Gw putus sama dia bukan dalam keadaan baik. Gw nggak mau kalo sampe ketemu sama dia lagi disana. Jadi sebenernya bukan karena gw nggak mau jadi model. Sori juga, waktu itu sampe gw bentak lu kalo lu kerja disana berarti bukannya 'the real' cita-cita lu. Sebenernya sambilan itu juga bagus kok..."
"Gwaenchana. Xander-sshi... Gimana kalo tanya dulu jadwal mantan lu itu hari apa dan jam berapa? Jadi lu juga bisa kerja disana dengan pilih jadwal yang beda sama mantan lu."
"Yah... Mungkin kalo yang itu bisa."
"Sipp! Kalo gitu, let's go!"
"Kemana?"
"SM Photoshoot lah! Melamar pekerjaan, tentunya~ Ayo!!!"
"Ha? Lu begitu gampangnya memaafkan gw? Kayaknya barusan lu masih marah sama gw..."
"Iya juga ya? Gw maafin lu buat yang kali ini, tapi jangan rebut Sica noona dari gw ya!^^"
"Hmm, susah juga tuh kalo itu syaratnya sih... Hahaha, okay. LET'S GOOO!!!!"

Dan akhirnya mereka berdua pun pergi ke SM Photoshoot lagi. Untuk apa? Tentu aja Xander mau melamar pekerjaan sebelum terlambat! Hehehe...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Beberapa lama kemuadian, mereka berdua tiba di gedung tersebut dan bertemu dengan sutradara ahjussi yang pernah ditemui Xander seminggu yang lalu (kecuali Eli, dia bertemu dengan sutradara itu seminggu 2x saat melakukan photoshoot sesuai jadwalnya).

"Annyeonghaseo, ahjussi..." sapa Xander.
"Ooohh, annyeonghaseo. Wah, bukannya kau yang waktu itu datang bersama Sica dan Eli juga? Yang menolak tawaranku itu kah?" balas sutradara ahjussi.
"Haha, mianhamnida ahjussi... Tapi kalau masih ada kesempatan... Bolehkah saya bekerja disini? Saya agak menyesal juga menolak tawaran ahjussi seminggu yang lalu." jujur Xander.
"Mworago? Kau menyesal? Kau baru menyesal sekarang, hah?!" teriak sutradara ahjussi.
"Aaa... Na jeongmal mianhamnida, ahjussi... Saya tahu ahjussi pasti marah kepada saya... Ka-kalau begitu saya permisi dulu..."
"Ya! Mau kemana lagi kau?!"
"Pu-pulang... Bukannya ahjussi sudah menolak saya tadi?"
"Sok tahu sekali kau ini?! Kan tadi kubilang kenapa kau baru menyesal sekarang? Saya menyesal setiap hari, seharusnya saya memperlakukanmu dengan sangat baik agar kau tak menolak tawaran yang diberikan! Ayo ayo sini mendaftar langsung aja!!" jelas sutradara ahjussi.
"Ahjussi... Saya diterima kah?" tanya Xander yang masih ragu.
"Tentu! Kali ini saya takkan menyia-nyiakan bakatmu sebagai model! Kemari!"

Xander sangat senang! Begitu juga dengan Eli karena ada partnernya. Mereka berdua masuk ke ruangan ahjussi itu dan Xander langsung mengisi formulir yang diberikan oleh ahjussi.

Tiba-tiba ada seorang yeoja yang mengetuk pintu dan hendak masuk karena ada urusan dengan sutradara ahjussi. Saat yeoja itu masuk, Xander kaget luar biasa...
"Kau?!" kata Xander secara langsung yang ditujukan ke yeoja itu.


To Be Continued


Yeoja itu kira-kira siapa yaa...?
Sebenernya kenapa sih Xander sampe kaget segitu dahsyatnya saat melihat yeoja itu?
Nahh, pengen tau kan? Makanya, ayo dibaca terus fanficnya!
Just wait for the next chapter, ok^^
Gomaptaa~

No comments:

Post a Comment