Pages

Sunday, August 15, 2010

My Life Path (Chapter 5)

Chapter 5? Update again at the same week?! Wow that's so amazing!
Hahaha, anggap aja ini sebagai bonus untuk kalian~
Ah, bukan! Pembayaran hutang keterlambatan chapter sebelumnya, hehehe...

(Xander's POV)
Eli... Dia menerima tawaran itu dan langsung mengisi formulir. Barulah setelah itu kami hendak pulang dan...

"Tunggu!" Hh... Siapa kali ini?!
"Xander-sshi... Kenapa lu nolak tawaran itu?" ternyata Eli.
"Kita pulang ke apartemenku, nanti kujelaskan. Arasseo?"

Dan kami hendak pulang (lagi). Sebentar. Kali ini... Apa ada lagi? Oke, gw tunggu... Ah, ternyata nggak ada. Sip. Kami beneran akan pulang...

"Tunggu..." lagi! Ada lagi yang menghalangi. Tapi kali ini gw memasang tampang seramah mungkin.
"Gimana kalo... Kita makan siang bersama?" yes! Tentu aja karena itu Sica ^^ dan sekarang gw beruntung karena nggak pulang duluan. Karena mungkin kalo pulang duluan nggak bakal ada kesempatan buat makan siang bareng Sica :p

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Xander-sshi..." panggil Eli.
"Mwo?"
"Nanti aja lu ceritanya di restoran aja yah :D"
"Emang lu diajak? Bukannya cuma gw dan Sica?" canda gw.
"Sebenernya sih cuma gw dan Sica noona, tapi karena gw baik makanya lu gw ajak." Eli ngibul.
"Dasar lu. Udahlah, nanti aja lu dateng ke apartemen gw. Kalo ternyata nggak dateng ya udah nggak usah gw ceritain. Nggak perlu repot 'kan gw?"
"Ah, Xander-sshi... Lu curang banget sih jadi orang! Jadi monyet aja sekalian, yang licik!" protes Eli.
"Baguslah kalo gw jadi orang daripada gw jadi monyet berarti lu dicurangin sama monyet dong? Memalukan banget." jawab gw dengan santai.

Selesai makan siang bareng dengan Sica, Eli langsung ke apartemen gw tanpa pulang ke rumahnya dulu. Huh, menyebalkan. Padahal gw mau tidur siang... >=(

"Xander-sshi, tepati janji lu!"
"Iye, iye... Bawel amat sih!"
"Trus kenapa... Nggak mau terima kesempatan itu? Padahal kan kalo kerja disana bisa ada kesempatan photoshoot dengan Sica noona. Sutradara ahjussi biasanya mengadakan audisi lho, sedangkan kita tanpa audisi langsung dia yang menawarkan. Lu malah nolak! Balik sana, minta maaf dan bilang kalo lu bakal kerja disitu!" omel Eli panjang lebar.
"Gw nggak mau!"
"Wae? Waeyo, Xander-sshi?! WAE???"
"Lu pikir pekerjaan itu maen-maen doang?! Asal terima aja. Yang penting bisa bersama Sica, begitu?! Dasar anak kecil, pemikiran lu rendah banget sih! Apa itu bener-bener kemauan lu untuk kerja disana?! BUKAN! Lu disana cuma buat ketemu orang yang lu suka, lu nggak fokus ke pekerjaan lu!" balas gw jengkel.
"Karena gw beneran sayang Sica noona!"
"Hhh, Eli-sshi... Lu harus mengutamakan impian lu juga. Apa menjadi model itu sungguhan impian lu? Impian lu adalah untuk terus membuntuti dia? Kemanapun dia pergi dan apapun yang dia jalankan lu mau sama dengannya?"
"Ne!" sepertinya Eli memang yakin.
"Lu pikir... Cara itu nggak akan mengganggu kehidupan pribadinya?"
".... Itu...."
"Kembali, tolak pekerjaan itu..."
"Lu nggak punya hak buat membatalkan keputusan gw."

Eli bener-bener marah. Padahal gw udah mencoba untuk bersabar. Dia langsung membanting pintu kamar gw dan pergi. Kayaknya dia balik ke rumahnya. Nggak mungkin dia pergi untuk menolak menjadi model...

Eli-sshi, sebenarnya ada 1 hal lagi yang belum gw kasih tau kenapa gw nggak mau jadi model. Ada 1 sebab yang berhubungan dengan masa lalu gw, dan itu karena pekerjaan di bidang model juga...

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
(Author's POV)
Seminggu telah berlalu dan hubungan antara Eli dan Xander menjadi semakin jauh, mereka juga sudah lost contact. Dan pada suatu hari setelah Eli menyelesaikan pekerjaan pertamanya...

"Apa sih mau lu, ALEXANDER LEE EUSEBIO?! Jangan pikir gw bakal menolak ini, ya! Kan terserah gw mau kerja apa! Bukan urusan lu, kok!!" Eli rupanya masih marah sambil mondar-mandir di kamarnya.

Dan saat Eli sedang marah-marah begitu, ada seseorang yang mengetuk kamar Eli.

"Nuguseyo?"
"Gw Xander..." jawab orang itu.
"Hhh, buat apa lu dateng kesini segala, HAH?! Gw nggak butuh ocehan lu! Gw nggak mau mengundurkan diri dari pekerjaan itu! Ara!" Eli langsung emosi lagi.
"Mwo?"
"Ara! Pergi sana!"
"Gw... Gw mau ngomong sesuatu..."
"Gw nggak perlu penjelasan lu! ARAA!!!!" bentak Eli keras pada Xander.
"Ini... Gw mau kasih tau lu 1 alasan lagi kenapa gw nggak mau jadi model walaupun ada Sica..."

Kali ini Eli terdiam. Dia membuka pintu kamarnya yang terkunci perlahan-lahan, dan Xander pun masuk.
"Langsung bilang aja. Gw nggak perlu basa-basi lu." kata Eli dengan ketus.
"Itu... Mengenai Sica..."
"Jangan bilang lu kesini buat memisahkan gw dan Sica noona lagi seperti waktu itu."
"Nggak kok. Umm, sebenernya mantan gw juga bekerja sebagai model di SM itu. Dan... Gw putus sama dia bukan dalam keadaan baik. Gw nggak mau kalo sampe ketemu sama dia lagi disana. Jadi sebenernya bukan karena gw nggak mau jadi model. Sori juga, waktu itu sampe gw bentak lu kalo lu kerja disana berarti bukannya 'the real' cita-cita lu. Sebenernya sambilan itu juga bagus kok..."
"Gwaenchana. Xander-sshi... Gimana kalo tanya dulu jadwal mantan lu itu hari apa dan jam berapa? Jadi lu juga bisa kerja disana dengan pilih jadwal yang beda sama mantan lu."
"Yah... Mungkin kalo yang itu bisa."
"Sipp! Kalo gitu, let's go!"
"Kemana?"
"SM Photoshoot lah! Melamar pekerjaan, tentunya~ Ayo!!!"
"Ha? Lu begitu gampangnya memaafkan gw? Kayaknya barusan lu masih marah sama gw..."
"Iya juga ya? Gw maafin lu buat yang kali ini, tapi jangan rebut Sica noona dari gw ya!^^"
"Hmm, susah juga tuh kalo itu syaratnya sih... Hahaha, okay. LET'S GOOO!!!!"

Dan akhirnya mereka berdua pun pergi ke SM Photoshoot lagi. Untuk apa? Tentu aja Xander mau melamar pekerjaan sebelum terlambat! Hehehe...

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
 Beberapa lama kemuadian, mereka berdua tiba di gedung tersebut dan bertemu dengan sutradara ahjussi yang pernah ditemui Xander seminggu yang lalu (kecuali Eli, dia bertemu dengan sutradara itu seminggu 2x saat melakukan photoshoot sesuai jadwalnya).

"Annyeonghaseo, ahjussi..." sapa Xander.
"Ooohh, annyeonghaseo. Wah, bukannya kau yang waktu itu datang bersama Sica dan Eli juga? Yang menolak tawaranku itu kah?" balas sutradara ahjussi.
"Haha, mianhamnida ahjussi... Tapi kalau masih ada kesempatan... Bolehkah saya bekerja disini? Saya agak menyesal juga menolak tawaran ahjussi seminggu yang lalu." jujur Xander.
"Mworago? Kau menyesal? Kau baru menyesal sekarang, hah?!" teriak sutradara ahjussi.
"Aaa... Na jeongmal mianhamnida, ahjussi... Saya tahu ahjussi pasti marah kepada saya... Ka-kalau begitu saya permisi dulu..."
"Ya! Mau kemana lagi kau?!"
"Pu-pulang... Bukannya ahjussi sudah menolak saya tadi?"
"Sok tahu sekali kau ini?! Kan tadi kubilang kenapa kau baru menyesal sekarang? Saya menyesal setiap hari, seharusnya saya memperlakukanmu dengan sangat baik agar kau tak menolak tawaran yang diberikan! Ayo ayo sini mendaftar langsung aja!!" jelas sutradara ahjussi.
"Ahjussi... Saya diterima kah?" tanya Xander yang masih ragu.
"Tentu! Kali ini saya takkan menyia-nyiakan bakatmu sebagai model! Kemari!"

Xander sangat senang! Begitu juga dengan Eli karena ada partnernya. Mereka berdua masuk ke ruangan ahjussi itu dan Xander langsung mengisi formulir yang diberikan oleh ahjussi.

Tiba-tiba ada seorang yeoja yang mengetuk pintu dan hendak masuk karena ada urusan dengan sutradara ahjussi. Saat yeoja itu masuk, Xander kaget luar biasa...
"Kau?!" kata Xander secara langsung yang ditujukan ke yeoja itu.


To Be Continued


Yeoja itu kira-kira siapa yaa...?
Sebenernya kenapa sih Xander sampe kaget segitu dahsyatnya saat melihat yeoja itu?
Nahh, pengen tau kan? Makanya, ayo dibaca terus fanficnya!
Just wait for the next chapter, ok^^
Gomaptaa~

Wednesday, August 11, 2010

My Life Path (Chapter 4)

Apdet! Apdet!!! (sengaja salah spelling)
Chapter 4 udah ada niiiiiii ^^ Buruan dibaca yah!!!


(Eli's POV)
Kali ini gw harus berhasil ngikutin Xander! Bener-bener deh, bikin orang penasaran aja! Nyebelin tau! Grrh...!!!

Sementara itu, Xander yang nggak nyadar kalo dia udah diikutin gw pake taxi diem-diem akhirnya sampai ke lokasi. Dimana itu? Ternyata itu adalah SM Photoshoot, tempat pengambilan gambar para model untuk dimuat di suatu majalah, poster/ brosur, maupun galeri tertentu. Dan nggak lama kemudian Sica keluar dari gedung itu, menggandeng tangan Xander, dan masuk bersama.

Gw pun masuk kedalam gedung dan dengan penyamaran gw yang hebat, nggak ketahuan deh!

"Sica, kau model?" tanya Xander yang baru tahu itu.
"Ya. Aku pernah bilang kalau aku tertarik pada fotografi kan? Itu karena kameramen selalu mengambil fotoku dengan bagus, ia tahu sudut-sudut yang cocok dan pemancaran cahayanya. Aku jadi kagum." jelas Sica.
"Ah, nggak mungkin. Kau aja yang terlalu cantik, difoto gimana juga bagus." puji Xander.
"Kau bisa aja."
"By the way... Untuk apa kau memanggilku kemari? Bukannya aku bakalan jadi asing di tempat kayak gini?"
"Ooh, begini... Sebenarnya 2 model laki-laki baru aja mengundurkan diri karena mendapat tawaran kerja lain. Ada 1 yang sedang sakit, dan 3 orang lagi menolak untuk mengadakan photoshoot pada hari ini karena mereka memang nggak ada jadwal. Jadi..."
"Kayaknya aku udah tau maksudnya... Jangan bilang aku bakal..."
"I-iya, mianhae... Tapi cadangan kami udah kosong... Mohon ya, Xander... Kau yang menggantikannya... Please help me..." mohon Sica.
"Duh, Sica... Bukannya aku nggak mau bantu, tapi aku mana bisa?! Aku beneran nggak biasa dengan hal kayak gini. Lagian, kenapa kau malah memilih aku sih?"
"Because I believe in you, Xander." ujar Sica sambil tersenyum.
"Aa... Eh?" Lalu Xander tertawa. "Nggak disangka aku bisa terjebak oleh kata-kata jebakanku sendiri. Kau curang, Sica. Tapi caramu pintar." Dan Xander mulai tertawa lagi.
"Hahaha, keurom... Let's go! Nanti kan ada penata riasnya dan bajunya juga disediakan. Kau harus menurut apa kata kameramen, gimana caramu berpose dan apa yang harus kau lakukan. Come on, you can do it!" kata Sica sambil mendorong Xander ke ruang rias.
"Ng... Arasseo... Aku nggak tau ini bisa berhasil atau nggak, tapi dicoba aja dulu ya..." jawab Xander pasrah.

What the...? Xander yang kayak begitu jadi model pengganti? Diajak Sica? Waah~ Ini kayaknya seru nih, tontonan seru gratis! Biar posternya tersebar di Vogue Magazine, Basic House, dan... Wah! Pasti heboh! Hehehe...^^

(Xander's POV)
"Xander? Kau udah selesai? Ayo keluar!"
"Ooh, ini memalukan, Sica..."
"Cobalah keluar dulu, perlihatkan padaku."

Dan Xander pun akhirnya keluar ruangan...

"Waah, dangsin... nomue haenseom namja! Ayo sekarang mau dimulai pengambilan gambarnya."
"Benarkah? Aku kyopta? Jangan bergurau, aku nggak leluasa memakainya."
"Believe in me! Udaah, sekarang ikutin kata kameramennya, ya!"

Dan akhirnya Xander-sshi pun berpose mengikuti kata-kata sang kameramen. Jujur, Sica noona nggak bohong sama sekali. Xander bener-bener... Haenseom namja. Just like a cool guy. Gw pun nggak bohong. Kalo yang kayak gini dimasukin Vogue Magazine atau Basic House sih... Levelnya mungkin setara walaupun Xander bukan model.
"YA! CUKUP! Bagus sekali..." kata sang kameramen. "Kau bisa mencocokannya dengan ekspresimu."
"Waah, kau berhasil Xander! Kau hebat, deh!!!" puji Sica. Xander terlihat senang sekali.
"Hei, Jessica! Jangan banyak santai, sekarang giliranmu, CEPAAT!!!" teriak kameramen itu.
"AAA... Ne! Keudae, Xander. Aku balik dulu ya~"
"Ne. Aku juga akan melihatmu."

Gw melihat mereka berdua. Haenseom dan Yeppeo. Memang pasangan yang cocok. Dan ternyata Xander nggak bohong, memang Sica nggak marah walaupun dipanggil tanpa sebutan noona, justru dia sendiri juga nggak memanggil Xander dengan sebutan Xander-ah lagi. Kenapa hanya dalam waktu semalam mereka langsung bisa begitu akrab?

Ah, rupanya sekarang giliran pengambilan gambar Sica. Gw harus fokus memperhatikan sang idola yang amat cantik ini~ Bidadari...
Whoaa~ Auranya benar-benar berbeda...
Dia memang bidadari... Ah, bukan. Dia lebih cantik dari bidadari...
Gw suka ama bidadari ini, tapi sayangnya hati sang bidadari bukan tertuju pada gw. Dia kayaknya lebih suka ama Xander...

"Eli-sshi!!!" teriak Xander.

Gawat, gw ketauan ama Xander! Gimana ini? Apa yang harus gw lakukan? Apa... Oh, babo! Tentu aja gw harus kabur! Telmi amat sih!!

"Ya... Eli-sshi! Ya!! Lu mau kabur?! Sini lu! Kurang ajar ngebuntutin gw!" teriak Xander sambil terus mengejar gw.
"Nggak! Gw nggak ngikutin lu! Gw cuma ngebuntutin Sica noona!!" jawab gw yang mulai keringetan.
"Sama aja lu ngebuntutin kami! Lagian mau apa lu ngebuntutin cewe gw, HAH?!"

Gw berhenti mendadak, Xander jadi menabrak gw dan kami berdua terjatuh. Xander terus mengoceh-ngoceh marah, tapi gw nggak peduliin dia. Gw justru menatap Sica, dengan tatapan kosong. Lalu beralih menatap Xander...

"Yang lu bilang itu bener?" tanya gw pada Xander.
"Mwo?"
"Yang tadi... Barusan..." jawab gw sambil terus menatap matanya.
"Apaan sih?! Lu ngomong yang jelas dong! Lu punya mulut kan?" paksa Xander yang penasaran.
"..."
Dan tiba-tiba...
"Eli-ah? Kenapa kau ada disini? Mau membantuku juga?" tawar Sica yang menghampiri kami berdua.
"Bukan, dia ini cuma mau memb... Hmph!!" gw langsung menutup mulut Xander.
"AAa... Iya, iya! Aku ingin membantumu, noona! Hahah..."
"Jeongmallyo? Gamsahamnida, Eli-ah. Kau bisa mengadakan photoshoot beberapa kali untuk dirimu sendiri dan berdua dengan Xander kok." terima Sica.
"BERDUA? AKU? DAN DIA?! Aku nggak mau, Sica..." tolak Xander.
"Kau harus. Keudae... Ayo kita mulai! Ahjussi, dia boleh ikut kan?"
"Tentu sajaa, itu akan sangat membantu!! Ayo cepat ke ruang tata rias!" kata sang sutradara.

Dan akhirnya gw yang terpaksa melakukan ini pun benar-benar akan membantu Sica. Daripada ketauan kalo gw ngebuntutin mereka? Huh...!
"Sekarang foto berdua?" tanya gw pada Xander.
"Aah, ini dia bagian yang gw nggak suka..." jawabnya.
"Cih, lu pikir gw suka? Ini demi Sica noona!" balas gw.
Setelah membantu Sica, gw dan Xander-sshi pun berpamitan dengan Sica dan hendak pulang.

"Tunggu!" sutradara ahjussi memanggil kami. "Apa kalian mau menjadi model tetap disini?"
"HA?!" teriak kami berdua serempak.
"Ya... Kan tadi Sica-ah juga sudah bilang kalau ada 2 model laki-laki yang mengundurkan diri, kalau kalian bekerja disini, kami nggak akan kesulitan lagi..." tawar sutradara itu.
"Apa nggak sebaiknya melakukan audisi untuk seorang model seperti biasa saja? Mengapa harus kami?" tanya Xander.
"Saya sudah melihat bakat kalian tadi dan saya sangat tertarik dengan kalian... Bagaimana? Bukankah ini suatu kesempatan emas bagi kalian?"
"Umm... Mianhamnida, ahjussi. Saya nggak bisa menerima tawaran anda..." tolak Xander.
"Ah, jangan terburu-buru begitu. Pikirkanlah dulu selama beberapa hari. Ini kartu nama saya, kau bisa menghubunginya setelah memikirkannya dengan matang."
"Mianhamnida. Saya benar-benar tidak bisa." tolak Xander mantap.
"Kalau begitu... Ya, tidak apa. Tapi saya tetap mengucapkan terima kasih karena telah membantu dengan sangat baik hari ini. Gamsahamnida."

Hei, hei... Kenapa sih Xander? Dia menolaknya? Dasar babo, kalo kerja disini lu bisa bareng Sica, tau! Hahaha... Apa sih maunya dia?!

"Ahjussi, saya mau! Saya akan bekerja sebagai model disini!" terima gw.
"Waah? Benarkah? Gamsahamnida, gamsahamnida! Oh, silahkan isi formulir dulu. Sini saya antarkan..."
"Ne."
"Kalau begitu saya hanya perlu mencari seorang model lagi. Hahaha..."
"Ini, ahjussi." kata gw sambil menyerahkan formulir yang udah terisi.
"Hmm, namamu Eli... Ah? Dari L.A?"
"Haha iya, saya blasteran."
"Wuaah~Sebaiknya agak hati-hati, banyak model perempuan disini yang menyukai namja berdarah barat."
"Benarkah?!"
"Hahaha, saya hanya bercanda... Baiklah. Kau bisa mulai bekerja minggu depan OK?"
"Arasseo!"

Huh, ahjussi ini... Kukira dia benar. Siapa tahu salah satu dari mereka yang menyukai namja berdarah barat adalah Sica~


To Be Continued


Credit: http://k-starsff.blogspot.com/2010/08/my-life-path-chapter-4.html
Made by: Gizelle

Chapter 5~~~ Ayooo!!!

"Duh, koq chapternya banyak amat chingu?"
"Iyaa, yang fanfic ini emang banyak banget, hehe..."
"Duh jadi penasaran langsung mau tau cerita akhirnya dong~"
"Akhirnya ya... Secret! Hahaha, baca aja dengan sabarr..."
"Kalo gitu update nya jangan lama-lama ya..."
"Amin, amin! Hehehe~"

Gomawo^^

Sunday, August 1, 2010

My Life Path (Chapter 3)

Miaaaaannnn!!!!!! Duh author dodol ini nggak menepati janjinya!! Padahal postingan cerita sebelumnya udah dari 21 Juli 2010!!! Ini udah tanggal 1 Agustus, jadi melanggar... 4 hari! Duh mian deh selama 4 hari kalian menunggu hahaha *lebay*
Mohon maklum yah, baru masuk sekolah nih jadi error gini. Nah, langsung aja ya bagi kalian yang nggak sabar menunggu ^^

(Xander's POV)
Seperti yang kalian tau, gw ngajak noona yang miinah ini untuk makan bareng di restoran Tosokchon, nomor 1 di Seoul. Mampung, baru gajian. Hehe...

"Xander-ah, restoran ini sepertinya sangat mahal dan bukan sembarang orang bisa masuk... Kenapa harus disini? Kita bisa makan di restoran yang biasa saja kok. Tak perlu semewah ini, aku jadi merepotkanmu." kata Sica.
"Gwaenchanayo, aku ingin noona mencicipi menu khusus dari restoran ini saja. Restoran ini sangat dikenal dengan Ginseng Chicken Soup yang luar biasa lezat. Aku ingin sekali menghadiahkanmu ini di kencan pertama kita."
"Benarkah? Baiklah aku mau coba pesan Ginseng Chicken Soup itu..."
"Umm, noona... Kau terlihat sangat cantik malam ini, noona."
"Gamsahamnida. Kau juga terlihat sangat rapi." balasnya sambil tersenyum.
Aah, dia luar biasa cantik... Eli, gw ga akan menyerahkan yeoja ini sama lu. Dia harus jadi cewek gw. Gw harus berhasil. Harus...

"Umm, noona... Noona suka bidang apa?"
"Bidang? Apa ya... Sebenarnya aku lumayan tertarik di bidang fotografer."
"Noona ingin jadi fotografer?"
"Ah, anniyo. Hanya sedikit berminat saja, sepertinya menarik. Sebenarnya aku lebih tertarik dengan menyanyi."
"Waah... Menyanyi? Pastilah sangat cocok. Bicara biasa seperti ini saja sudah bagus, apalagi menyanyi. Pasti sangat merdu."
"Kau yakin sekali?"
"Tentu! I believe in you! Karena aku suka pada noona ^^ ".
"Benarkah? Haha, kau memang orang yang unik, Xander. Begitu yakin sekali. Tapi kau jangan terlalu gampang percaya dengan orang yang baru kau kenal siang tadi begini, dong. Hahaha..."
"Apa aku tak boleh mempercayai orang yang kusuka?"

Seketika Sica terkejut. Tentu saja, tiba-tiba ada orang yang bilang seperti itu padanya. Tawanya pun langsung berhenti.

".... Eh? Mworago, Xander-ah...?"
"Aku percaya padamu, Sica noona. Karena aku suka padamu. Aku akan mempercayai orang yang kusukai. Takkan pernah mencurigainya. Aku serius."
"..... Xander-ah....."
"Panggil aku Xander. Bukan Xander-ah. Meski aku lebih muda darimu, aku bukan keluargamu. Aku tak ingin dianggap sebagai adik olehmu. Dan akupun akan memanggilmu Sica. Bukan noona lagi. Karena... Aku ingin kau menganggapku sebagai pacarmu^^."
"Xa-Xander-ah... Kau..."
"Sudah kubilang jangan memanggilku Xander-ah lagi. Aku bukan adikmu... Sica."
"Hmph..." Sica menahan tawanya. Kenapa lagi dia?

Dia menatap sambil tersenyum. Kedua tangannya memegang pipinya seperti orang yang sedang berpikir. Lalu tiba-tiba ia berdiri dan mengambil tasnya, hendak pergi dari restoran. Tapi ternyata ia berhenti dan berbalik.

"Kau orang yang aneh, lucu, dan unik. Aku sampai terkejut, ternyata kau pintar juga dalam memikat seorang yeoja. Baiklah, kali ini kuanggap kau serius. Sampai bertemu lain waktu... Xander."

Mwo... Mworago?! Apa katanya tadi? Wah! Gw diterima kah? Dia juga nggak manggil gw pake sebutan Xander-ah lagi. Tunggu, dia mau kemana? Kenapa keluar restoran? Gw harus menyusulnya!

"Sica! Kau mau kemana?"
"Terima kasih atas makan malamnya. Aku senang sekali malam ini. Umm, kalau begitu aku mau pulang dulu."
"Biar aku mengantarmu pulang. Hari sudah malam dan daerah ini taxi dilarang masuk sembarangan untuk meningkatkan keamanan, kecuali memang yang berkepentingan. Seorang yeoja... Tak baik pulang malam sendirian."
"Gwaenchanayo, kau sudah baik sekali hari ini. Aku tak mau terlalu banyak merepotkanmu."
"Aku akan lebih repot kalau terjadi sesuatu yang buruk padamu."
"Kau benar-benar pandai berbicara. Baiklah kalau begitu."
"Terima kasih atas pujiannya. Mari masuk ke mobilku."

Sementara itu...


(Eli's POV)
"Duh, kenapa sih ga bisa masuk? Mentang-mentang restoran mahal! Nyebelin banget sih! Laen kali kalo gw punya duit banyak sekalipun, ga akan mau ke restoran ini! Huh! Kalo gini mah percuma. Pulang aja deh!

Sesampainya kembali di rumah...

"Ga bisa tenang! Gimana sama si Xander? Aah, biarin deh! Lusa itu kan hari sabtu. Gw kencan ama Sica malem mingguan! Beneran kayak sepasang kekasih. Daripada si Xander, malem jumat? Idih serem banget sih kayak di cerita horor aja! Hahaha...."

Ah ga bisa! Tetep aja gw khawatir! Pokoknya besok pagi harus langsung ke rumah dia, tanya apa yang dia lakuin semalem, gimana makan malem barengnya, gimana sikap Sica sama dia... Semuanya!
Sip! Ga sabar nunggu besok! Sekarang waktunya tidur... Harus bisa tidur tenang. Kalo ga bisa karena mikirin mereka berdua terus...? Ah, harus bisa! Paksain!!! (lho?)

------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Keesokan harinya...

"Xander-sshi! Xander-sshi! Cepat buka pintunya! Xander-sshi! Hei!" teriak gw sambil menggedor-gedor pintu apartemen Xander. Xander memang tinggal di apartemen seberang rumah gw, beda dengan gw yang pindah ke Korea bersama keluarga.
"Duuh, apa sih!! Ini baru jam 5 pagi tau! Ganggu orang tidur aja... Udah ah, pokoknya gw mau tidur lagi! Awas kalo lu masih berisik!" bentak Xander.

Aiiiiisshh.... Nih orang sebenernya umur berapa sih?! Bangun pagi aja nggak bisa, gimana cari kerja nanti?!

"XANDER-SSHI!! XANDER-SSHI!! KELUAR CEPETAAAAANNNN!!!!!" teriak gw makin kencang. Sengaja biar dia bangun. Dan akhirnya dia membuka pintu.
"Lu punya telinga nggak berfungsi ya?! Dibilangin gw mau tidur lagi! Ini masih terlalu pagi! Biasanya juga lu dateng ke sini tuh agak siang, jam 11 dan itupun lu belom mandi! Kenapa sekarang dateng-dateng udah dalam keadaan 'fresh' kayak gini? Hoaaahhmmm~" protes Xander.
Gw langsung masuk ke dalam, takutnya dia melarang gw masuk dan langsung kunci pintu lagi. Yah, mumpung ada kesempatan kecil~

"Xander-sshi, gimana kencannya semalam sama noona?" tanya gw to the point.
"Jadi lu kesini rapi-rapi bukan karena gw tapi karena yeoja itu?! Hah?!" protes Xander lagi.
"YEEE... Buat apa juga gw sengaja rapi buat lu! Ga ada gunanya, tau! Nah, sekarang ceritain dong... Gimana acara makan malamnya? Lu udah janji lho..."
"Aah, gw mau mandi dulu deh!"

Apaan sih dia? Nggak nyambung banget! Ah bukannya jawab pertanyaan gw dulu, malahan urusan pribadi yang nggak penting kayak gitu duluan! (wait... mandi tuh nggak penting ya? wkwk)
Bikin kesel banget sih, pasti semalam Sica nggak tahan sama dia! Belum selesai makan, langsung pulang karena nggak mau lagi ketemu dia! Huh!!! (sok tau)

10 Menit kemudian (menurut gw sangat lama), Xander pun selesai mandi...

"Ah! Lu lama banget sih mandinya? Sengaja ya?!"
"Biasa juga begini!"
"Nggak, ini lebih lama!"
"Terserahlah... Cape gw ngurusin anak kecil yang dateng-dateng kerjanya ngomel melulu, di tempat gw pula..." kata Xander pasrah.
"Lu tuh yang anak kecil! Udah, sekarang jawab pertanyaan tadi!" paksa gw nggak sabar.

~Niga mworago dodaeche mworago naege mworago...~
"Oh, wait. HP gw bunyi. Sabar..." potong Xander sambil mengambil HPnya. Oh, rupanya telepon...

"Good morning, Sica~ Ada apa? Wah, hari ini? Boleh aja. Kau hebat sekali ternyata. Dimana? Hmm, ok deh. Aku langsung kesana aja ya nanti. Nggak akan lama, kau tunggu ya. Arasseo... Bye, Sica~"

"Xander-sshi..." panggil gw.
"Mwo?" jawabnya santai.
"Lu nggak manggil dia noona? Nggak sopan banget sih mentang-mentang udah having dinner semalam! Kesopanan itu penting!"
"Kata Sica juga nggak apa tuh. Bahkan dia juga manggilnya Xander. Bukan Xander-ah lagi. Kami kan bukan kakak-adik. Kami... Sepasang kekasih. Hahaha~"
"Apa?! Apa aja yang lu bilang ke dia semalam hah?! Mana mungkin dia setuju begitu mudah sama orang asing! Lagian... Lu mau kemana tadi bilangnya pas dia telepon?"
"Pergi kemana? Ada deh~ Lu nggak boleh tau. Eiits, tenang... Orang asing? Gw emang blasteran, bukan Korean asli. Haha... Lagian dia nggak anggep gw orang asing kok. Kami udah percaya satu sama lain! Hahaha~ Kalo gitu, gw mau pergi dulu yah bareng Sica. Bye..." jawabnya sambil keluar ruangan.
"Hei! Tunggu! Xander-sshi!" cegat gw. Tapi nggak berhasil.

AAAAAAAAAAAAAAARRRRRRRRRRRRRRRRGGGGGGGGGGGGGGHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!!!!!!!!!!!!


To Be Continued

Wahahahahaaa.... Kesian banget sih Eli ini... Eittsss... Inget! Ini belom tamat! Jadi, tetep berkunjung ke blog ini yah ^^ Gomawo chingudeul~