Pages

Wednesday, July 21, 2010

My Life Path (Chapter 2)

 Chinguuu!!!! Annyeonghaseo untuk ke sekian kalinya! Kali ini author balik lagi untuk sharing chapter 2 bersama kalian semuaa! Sampe mana waktu itu? Yup! Sica yang mengajak Xander dinner bareng!
Woow~ So sweet...
Duh, how you, Eli... Gimana ya keadaannya di rumah?

(Eli's POV)
"Xander-sshi sekarang lagi ngapain yaaa...? Ah tentu aja dia lagi seneng-seneng ama Sica noona. I'm jealous... Huaah, padahal dia tuh my love in first sight..." Gw masih aja termenung sendirian di kamar sambil tiduran menghadap langit-langit.

Ah! Biarin aja lah! Lusa juga bagian gw kok!
Ah tapi masih lama...
Ah, gimana dong...?
Ah?! Masih harus nunggu lusa kan artinya 2 hari! Sama aja nungguin 48 jam! 2880 menit! 172800 detik!
Ah~ ga rela! Enak aja cewe gw (pede banget) udah keburu direbut duluan sebelom giliran gw makan bareng ama dia! Ga bisa itu! Bisa-bisa dia udah berpaling duluan ama Xander dan malah jadi nolak gw nih!

"AAAAAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!!!" teriak gw histeris sampe omma dateng buru-buru ke kamar gw...
"Eli? Kau kenapa, sayangku?" tanya omma dengan khawatir.
"Ah, mianhaeyo omma... Omma jadi bangun malam-malam begini..."
"Gwaenchana. Memangnya ada apa, sih? Coba Eli cerita ya ke omma..." bujuk omma.

Haah, omma emang luar biasa baik. Dia begitu perhatian ama gw. Tapi gw bukan orang yang manja kok. Cerita nggak yaa...? Duh malu juga. Tapi kalo nggak cerita, berarti gw nggak sopan dong sama omma sendiri? Haah, bingung... Na jeongmal ottoke?

"Omma... Omma pernah jealous nggak?"
"Tentu pernah. Setiap orang pasti pernah. Eli lagi cemburu sama siapa? Ada temen yang dapet nilai bagus? Atau karena ada orang yang hidupnya berlimpah? Atau... Ehm, cinta?"
"Aah, omma! Apa yang harus kulakukan nih?"
"Ooh... Tentang cinta rupanya. Memang... Kalau menurut Eli sendiri, Eli mau gimana?"
"Mau protes, bentakin, pokoknya marah-marah deh! Nggak boleh, cuma aku yang harus dapetin dia!"
"Lho, lho, lho...? Jadi ceritanya memperebutkan seorang yeoja nih..."
"Ne..."
"Keudaeh... Kalau memang itu yang bisa bikin Eli lega, ya lakukanlah. Meski itu bukan cara terbaik sih... Cara yang mau Eli lakukan tadi terlalu kasar. Bisa-bisa yeoja itu malah membela sainganmu, lho." nasihat omma.
"Tentulah omma, nggak mungkin juga aku mau melakukan kayak gitu. Aku nggak tega ama sainganku. Bener-bener nggak boleh nyakitin sainganku itu, omma. Lagian... Aku nggak punya keberanian kayak gitu... Sainganku itu orangnya rada cuek mikirin resiko, yang menurut dia bakal jadi fun kalo dia lakuin, ya langsung dia lakuin. Dia bener-bener pede deh orangnya!"
"Eli kan juga orangnya fun?"
"Mana bisa aku jadi tetep fun kalo didepan yeoja yang kusuka... Malahan jadi grogi. Aku kan bukan dia..."
"Waduuh, jangan begitu. Siapa juga yang suruh Eli-ku menjadi orang itu...? Coba deh tunjukin kemampuan lebih yang Eli miliki. Eli jago bahasa Inggris, pasti yeoja itu jadi kagum."
"Yeoja itu juga bisa bahasa Inggris. Dia Amerika-Korea."

Mata omma terkejut, namun menimbulkan ekspresi senang. Gatau deh apa yang di pikiran omma sekarang. Tapi gw emang lagi butuh nasihat-nasihat bijak dari omma.

"Itu bagus! Bagus sekali, Eli! Justru karena kalian berdua bisa bahasa Inggris, bisa nyambung nantinya! Mungkin aja dia lebih nyaman ngobrol pakai bahasa Inggris denganmua kan daripada harus berbahasa Korea dengan sainganmu itu!" hibur omma.

Ya, benar! Terima kasih omma untuk hiburanmu. Yeoja itu emang suka berbahasa Inggris, karena di Korea dia selalu berbicara bahasa Korea dan dia jadi kangen berbahasa Inggris! Tapi omma...

"Sainganku itu juga bisa bahasa Inggris dengan lancar." jawabku masam.
"Bagaimana dengan bakatmu yang satu lagi? Kau bisa rap! Omma aja suka dengerinnya kalo Eli lagi rap. Bagus!" puji omma lagi.
"Dia juga bisa rap."
"Siapa?"
"Sainganku."
"Eli pinter dance kok."
"Sainganku malah bisa dibilang jago dance. Bukan pinter dance doang."
"Aduuh, memang apa aja sih yang sainganmu bisa? Kok sama denganmu? Hmm, ah ya. Kau bilang dia orangnya sangat fun, bukan? Biasanya yeoja memang suka dari awal orang yang fun dan mudah bergaul, tapi kalo terlalu fun dan susah diajak serius, lama-lama yeoja itu akan jengkel dengan namjanya..."
"Nggak, omma. Dia sekalipun bisa serius. Dia tau waktu yang tepat buat serius & fun karena dia juga punya jiwa pemimpin jika dia berada dalam suatu grup. Dia orang yang teliti. Waktu itu aku dan sainganku itu dapet soal matematika yang sama. Aku udah lupa gimana pertanyaannya karena itu udah lama. Pokoknya tentang square root dan ada pecahannya juga. Intinya disuruh cari nilai x. Bukannya aku nggak bisa, tapi dia menjawab dengan cepat. Padahal kulihat kertasnya masih kosong, beda denganku yang penuh coretan berhitung..."
"Lho? Kenapa bisa?"
"Disitu ditulis... 0 < x < 1 di bagian pinggir. Udah pasti jawabannya C... 0,bla bla bla (nggak inget) karena jawaban lain ada yang 3, atau -7, dan yang lainnya. Dia lebih teliti dariku. Kalo aku nyanyi biasa kurang cocok, lebih cocok di bagian rap. Tapi kalo dia sih... Nyanyi biasa aja juga bagus. Ada sih kelemahannya. Dia suka salah menulis hangul karena dia bukan orang Korea. Tapi itu juga salah satu kelemahanku, omma."
"Eli... Jangan putus asa begitu..."
"Apalagi?! Ya, masih ada! Aku jago berbahasa Inggris karena appa adalah orang Amerika yang berasal dari L.A. Dan dia? Sainganku itu bisa berbahasa Inggris, Korea, Mandarin, Cantonese, Jepang, Perancis, Spanyol, dan Portugis! 8 Bahasa!"
"Eli... Jangan bilang kalau dia adalah..."
"Alexander."
"Eli... Harusnya kau bersaing secara sehat, apalagi dengan sahabatmu. Nggak boleh begitu, kalian sudah lama bersahabat. Nggak seharusnya hubungan kalian pecah hanya karena seorang yeoja."
"Kenapa, omma? Tadi omma membelaku? Kenapa sekarang nggak lagi setelah tau kalo sainganku itu Xander? Kenapa? Karena omma memang sudah menganggapnya sebagai anak sendiri, sama seperti omma memperlakukanku! Iya kan? Karena dia adalah Xander? Karena itu adalah dia makanya omma nggak mau membelaku lagi!"

BRAKK!!!

Gw banting tuh pintu kamar keras-keras. Harusnya emang jangan cerita ke omma. Omma nggak akan mau bantu kalo aku saingannya sama Xander.
HHhh, cuma buang tenaga aja!
Ting!
Ya, benar... Gw harus mengawasi Xander dan Sica yang lagi makan bareng. Tadi Xander sangat bersemangat sampai keceplosan menyebu nama restorannya. Keurom... Gw bakal kesana sekarang juga! Harus!!!

----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
"Tosokchon... Dimana sih itu? Meski udah lama gw tinggal di Korea, kalo soal restoran biasanya Xander yang ngajak. Dia tau begitu banyak restoran enak. Yah, dia emang orang yang rakus..."

Akhir-akhirnya gw nanya orang laen juga deh buat tanya jalan ke restoran itu (takutnya kesasar terlalu jauh ga bisa pulang nanti)

"Ma-maaf, ahjussi... Anda tahu dimana letak restoran Tosokchon?" tanya gw dengan sopan.
"Tosokchon?! Tentu! Mana mungkin tidak tahu, haha... Dekat sini kok. Kau tinggal lurus dari sini dan belok kanan, setelah itu ada pertigaan, belok saja ke kiri. Di barisan sebelah kiri itu pasti langsung tahu deh mana yang bernama Tosokchon."
"Wah, gumasumnida ahjussi!" kata gw girang. Yes, ga kesasar! Malah sedikit lagi sampe!

Gw jalan menurut petunjuk ahjussi tadi. Yah... Emang pasti langsung ketauan kalo ini restoran Tosokchon. Restorannya mewah! Gawat, bisa-bisa Xander merebut Sica noona duluan. Okay, let's go in...
"Maaf... Apa anda sudah memesan tempat?" tanya seorang pelayan di depan pintu.
"Anniyo..."
"Sangat maaf sekali, namun kami tidak menerima tamu yang belum memesan tempat saat datang karena tamu lain yang sudah memesan tempat pun masih ada yang harus menunggu. Mohon anda datang lain kali." jelas pelayan itu.
"Ta-tapi... Kenapa? Kalian pun bisa rugi kalau begitu terus, kan? Tolong biarkan saya masuk kali ini. Lain kali saya akan booking tempat terlebih dahulu..."
"Sekali lagi mohon maaf... Itu memang sudah merupakan peraturan dari restoran ini. Ini juga untuk menjaga citra kami sebagai restoran nomor 1 di Seoul."

Apa katanya barusan? Restoran nomor 1 di Seoul? Xander pun tak pernah mengajak gw kemari! Bisa-bisanya dia langsung mengajak seorang noona yang bahkan baru dikenal siang ini untuk makan di restoran yang sangat mahal seperti ini! Sial...!!!

To Be Continued

Uaaahhh!!!! Aduh Eli kesian banget sih >< Tenang aja... Nanti tetep ada saatnya juga kok Eli dapet bagian enaknya. Lagian Eli terlalu baik sih sebenernya (hehe)
Tunggu!!! Gimana sih Xander & Sica yang di dalem? Penasaran banget nih!! Cepetan dong lanjutinnya!
Sabarrr~ Sebenernya udah selesai koq yg chapter 3. Tapi kalian tetep harus nunggu seminggu kayak biasanya yah :)
Itu udah ketentuannya... Gomawo^^

No comments:

Post a Comment